Aku baru
saja menghempaskan tubuh lelahku di atas kasur. Jam dinding sudah menunjukkan
pukul setengah 10 malam, itu berarti aku hampir menghabiskan setengah jam
hidupku dalam kesibukan. Pantas saja aku merasa tulang-tulang tubuhku sebentar
lagi akan copot, dan terpotong terpecah belah. Aku bergidik sendiri
membayangkan tulang-tulang tubuhku yang nanti akan berjalan sendiri-sendiri
tanpa ada otot yang menyelubunginya.
Aku
buru-buru memejamkan mata, berusaha mengenyahkan segala pikiran gila nan horor
yang sedang menghantui otakku. Aku ingin cepat-cepat menuju pulau kapuk, hidup
tenang dan damai di sana, sambil diselingi mimpi indah yang tak mungkin ku
dapatkan dalam hidupku ini.
Namun,
bukannya aku terbang ke alam mimpi, aku malah terseret ke dalam kenangan masa
lalu.