Kira-kira umurku lima tahun saat itu
‘Kapan ayah pulang?’
Ibu hanya tersenyum
Dan berkata, ‘segera, Ayah pasti pulang.’
Saat itu yang ku tunggu hanyalah
Bingkisan yang selalu
beliau bawa
Sepulang dari berkelana
Ayah jarang sekali berbicara
Figurnya terpampang nyata
Namun aku selalu merasa beliau tak ada
Sepulang dari berkelana
Ayah jarang sekali berbicara
Figurnya terpampang nyata
Namun aku selalu merasa beliau tak ada
Aroma kopi pekat tercium
di seluruh halaman belakang
Musik klasik terdengar di semua penjuru ruang
Buku-buku tertata rapi di rak dekat dinding
Dan terkadang alunan ayat suci terdengar menjelang petang
Itu adalah pertanda bahwa Ayah pulang
Namun ternyata Ayah kembali hilang
Dan kenangan hanya satu-satunya yang tinggal
Musik klasik terdengar di semua penjuru ruang
Buku-buku tertata rapi di rak dekat dinding
Dan terkadang alunan ayat suci terdengar menjelang petang
Itu adalah pertanda bahwa Ayah pulang
Namun ternyata Ayah kembali hilang
Dan kenangan hanya satu-satunya yang tinggal
Suatu pagi saat umurku dua puluh
Aku kembali bertanya pada Ibu
‘kapan Ayah pulang?’
Ibu terdiam
Matanya menyaratkan kesedihan
Dan aku bisa merasakan kekosongan
Di seluruh ruang
Aku kembali bertanya pada Ibu
‘kapan Ayah pulang?’
Ibu terdiam
Matanya menyaratkan kesedihan
Dan aku bisa merasakan kekosongan
Di seluruh ruang
Sejak saat itu aku tak pernah
bertanya lagi
Namun aku tak berhenti mencari
Sosok Ayah di setiap laki-laki yang kucumbui
Namun aku tak berhenti mencari
Sosok Ayah di setiap laki-laki yang kucumbui
Dan aku tidak menemukan Ayah di mana-mana.