Jogja menyambut kedatanganku dengan hujan rintik saat tiba
di Bandara. Aku melangkah menyusuri jalan sendirian, tersadar tidak ada lagi
yang biasa menungguku datang di kota ini. Hujan di luar semakin memperparah perasaan sendu dan rindu di dalam dada. Jalanan
macet sekali saat itu karena hujan dan akhir pekan, namun yang ku rasakan
hanyalah kekosongan yang rasanya terus menggerogoti kekuatan-kekuatanku yang
tersisa. Aku berusaha mengendalikan diri untuk tidak menghubungimu atau sekedar
mengabari bahwa aku sudah pulang ke kota ini. Rasanya sulit sekali untuk
kembali membiasakan diri tanpa kehadiranmu. Rasanya terlalu menyakitkan untuk
menyadari bahwa aku merasa telah pulang, namun tempat yang biasa menerimaku
tidak ada lagi.
Aku merasa
pulang, namun aku juga merasa hilang.